Aku, Buku dan Teman Baruku


 Sabtu, 4 Februari 2023 lalu aku pergi ke Togamas Kota Baru Yogyakarta bersama teman baruku. Namanya Nirwana. Aku mengenalnya sejak awal Januari kemain saat acara Bookclub Jogja di Warung Sastra. 

Aku lalu memberanikan diri mengajaknya untuk ikut kumpul lagi. Ia sudah meng-iyakan. Tapi sayangnya alam tidak merestuinya. Hari itu hujan lebat yang memaksaku untuk tidak bisa ikut kumpul bersama teman-teman yang lain. 

Lalu waktu ada diskon di Togamas, aku kembali mengajaknya meghabiskan uang tapi dengan sesuatu yang bermanfaat. Iya, kita pergi ke Togamas bersama. Hampir gagal karena sempat hujan yang cukup deras. Tapi hari itu menjadi hari pertamaku mendapat banyak pengalaman sekaligus teman baru. 


Di Togamas aku membeli buku yang sudah menjadi wishlistku sejak 2020 lalu. Karena lapar setelah mengelilingi tumpukan buku yang rasanya semuanya ingin dibeli, kita memutuskan untuk membeli makan. 

Kata Mbak Nirwana, ia punya mie ayam langganan yang cukup enak. Kita meluncur ke sana. Sampai di warung, keadannya cukup ramai. Tapi mbak Nirwana bilang jika itu masih sepi, karena biasanya bisa sampai sana sembari ia menunjuka arah yang jauh di sana. 

Menu makanan sedikit berbeda, jadi karena aku tidak tahu harus pesen apa aku pun hanya pesan apa yang mbak Nirwana pesan. 

Sembari menunggu makanan datang, kita banyak ngoborl. Mulai dai buku-cuku yang sudah kita baca, menggosip tentang tokoh-tokoh yang ada dalam buku. Intinya tidak jauh-jauh dari buku. Dan pas ngobrol ternyata mbak Nirwana merupakan orang yang memiliki background pendidikan sama denganku. Jurusan komunikasi dengan konsentrasi jurnalisik. Dunia emang kadang begitu lucu.

Dalam obrolan itu aku bercerita bahwa aku sedang menyelesaikan Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Ia lantas menimpali jika ternyata RDP menjadi salah satu wishlist-nya. Selain itu ia juga ingin membaca "Nyai Gowok". 

Aku seperti tidak asing dengan buku itu. Dan ternyata di RDP yang aku baca ada sedikit pemahasan tentang gowok. Pantas saja aku tidak asing. 

Mbak Nirwana kemudian bercerita tentang "Aroma Karsa" karya Dee Lestai, "Keajaiban Toko Kelontong Naminya" dan yang pasti akan membahas novel fenomenal, tak lain tak bukan adalah "Cantik itu Luka"

Entah mengapa bergosip tentang CIL menjadi obrolan yang seru dan pasti ada dalam setiap pembicaraan dengan sesama pecinta buku. Memang berat, tapi CIL emang secandu itu. 

Awalnya kita mau lanjut ke Serbu Gerai Kompas, tapi ternyata event-nya sudah selesai. Yasudah kita memutuskan lanjut berkelanan ke Gramedia Sudirman. Meski hanya lihat-lihat, berkunjung ke toko buku adalah sebuah refresing yang sederhana. 

Sebenarnya mau lanjut lagi ke toko lainnya, karena ternyata di Jogja ada banyak toko buku estetik yang sayang untuk tidak dinikmati. 

Semenyenangkan ini ternyata berteman dengan orang yang beda usia, tapi punya hobi yang sama. Obrolannya sangat-sangat nyambung dan luasss sekalii. Oiya, mbak Nirwana sempet bertanya selain suka membaca buku aku suka apa. Lantas aku menjawab jika selain suka baca aku juga dengan film India. Dia pun tertawa. Dia tidak menyangka, karena jarang banget ada orang yang suka baca dan film India dalam waktu yang sama. 

Terima kasih buku, berkatmu aku memiliki banyak teman mengobrol tentang tokoh-tokoh. Membuatku menjadi lebih sedikit memiliki gairah. Berkat buku aku mendapat banyak insight dan pengalaman baru. 

Aku akan terus membaca dan menulis. 

Aku menulis maka aku ada merupakan kutipan yang pernah kubaca dan kutanamkan dalam diriku selalu. 


Komentar