Belajar dari CANTIK ITU LUKA



Setiap apa yang kita baca, jika memahaminya maka kita akan mendapat pelajaran yang dapat diambil. Tak terkecuali “Cantik Itu Luka”. Novel fiksi sejarah karya Eka Kurniawan ini sempat menjadi kontroversi pada Oktober 2021 lalu. Itu terjadi karena ada oknum yang mungkin tidak membaca novel ini secara keseluruhan, atau justru karena dia tak mampu memahami perbedaan antara kutipan tokoh dan kutipan pembuat tokoh. Padahal setelah membaca dan memahaminya saya justru mendapat pelajaran yang amat banyak dari novel fenomenal ini. 
Mulai dari hal sederhana sampai yang berhubungan dengan Sang Pencipta. Pelajaran hidup yang dapat dipetik dari Cantik Itu Luka Kekuatan cinta merubah segalanya. Kemustahilan bahkan menjadi sesuatu yang nyata dibuatnya 1. Kutukan Kamerad Kliwon membuat Sang Shodancho hampir gila. Dua kali ia harus kehilangan calon anaknya karena kutukan pemuda penganut PKI itu. Kamerad Kliwon bersumpah bahwa di dalam perut Alamanda tidak ada janin. Yang ada hanya panci kosong. Kutukan itu bukan tanpa alasan.
  1.  Ia begitu sakit hati dan kecewa karena kekasihnya, Alamanda menikah dengan Shodancho. Bagian lain yang menyedihkan adalah Kamerad Kliwon memberikan kayu bakar untuk memasak saat pesta perkawinan kekasihnya itu. kayu tersebut adalah pohon ketapang yang ia sengaja tebang. Pohon yang menjadi saksi perpisahan antara Kamerad Kliwon dan Alamanda. 
  2. Orang yang diberi kesempatan kedua tidak selalu memanfaatkannya dengan baik Romeo, seorang pendatang yang banyak mengahbiskan tenaga untuk berkelahi dengan Maman Gendeng hanya untuk merebut kursi butut di pojok Terminal. Tapi keberuntungan sedang tidak berpihak padanya. Ia kalah. Maman Gendeng memberinya kesempatan untuk hidup dengan mengabdikan sisa hidupnya untuk Maman Gendeng. Akan tetapi Romeo tidak menggunakan kesempatan itu dengan baik. Ia justru berkhianat saat dirinya bersama Maman Gendeng berada di Hutan dikejar prajurit. Saat Sang Preman (Maman Gendeng) sedang moksa di dalam goa, Romeo berjaga dan pengkhianatan pun dimulai. Sebelum moksa Maman Gendeng berpesan untuk tidak memberitahu siapapun tentang keberadaan dirinya. Karena takut dibunuh, Romeo mengisyaratkan prajurit jika Sang preman berada di dalam.
  3. Keluarga akan selalu memeluk Anda, kapanpun dan bagaimanapun keadannya Di akhir novel, semua anak Dewi Ayu berkumpul dikuburan Krisan. Alamanda, Maya Dewi yang ketiganya sudah menjadi janda dalam watu sekejap. Dan tentunya juga Cantik. Anak terakhir Dewi Ayu yang buruk rupa akibat kutukan ibunya sendiri. Mereka berempat lalu pergi ke rumah Dewi Ayu. Mereka melihat foto mereka semasa kecil dan memandangi foto Dewi Ayu yang begitu cantik. Ketiga pelajaran hidup yang dapat diambil dari novel ini, mekipun sebenarnya begitu banyak pelajaran dan pesan moral di dalamnya. Yang pasti kita akan dapat memetik pelajaran apapun dari setiap apa yang kita baca. 
Mulai dari hal sederhana sampai yang berhubungan dengan Tuhan. Eka Kurniawan sukses membuat pembaca penasaran apa yang terjadi dalam setiap bab ceritanya. Pantas jika Eka menjadi salah satu nominator penerus Pramodya Ananta Toer. Berani, itulah gambaran karya Eka. Saya menulis ini ingin membagikan pengalaman membaca novel Cantik Itu Luka yang memberi banyak sekali pelajaran hidup. Benar kata Fiersa Besari, orang yang banyak membaca pasti ingin sekali menulis. Dan membaca novel ini adalah alasan saya menulis ini juga. Terimakasih. Wahyu Lelyana

Komentar