Jangan Berharap Sama Manusia, Berharaplah Sama Allah Saja
Siapa yang sering kecewa karena terlalu berharap sama manusia? Haha tosss dulu sini bozquuee. Kecewa itu berbanding lurus dengan harapan, itu adalah kalimat dari Gus Baha. Jadi saat kita berharap terlalu tinggi kepada manusia, ya pasti kecewa juga sangat dalam. Dan saat kita sudah kecewa dengan harapan kita, biasanya kita malah menyalahkan Allah. Ya Rabb kenapa begini, kenapa semua tidak sesuai ekpektasi saya. hehehe tunggu duluuu.
Sebagai manusia biasa yang suka khilaf, saya pun sering berharap sama manusia. Itu dulu setelah ada kejadian jeng jeng.. hahhahahah. Ijinkan saya sedikit cerita tentang sesuatu yang membuat saya mengerti bahwa ternyata berharap sama manusia itu sangat sangat sakitttt sekali. Dan yang namanya sakit hati apalagi sama temen sendiri tu sedikit lama buat sembuhnya. Inilah ceritanya...
Saya punya teman yang menurut saya kita sudah cukup akrab. Suatu hari dia ulang tahun, dan teman-teman kita mau kasih surprise buat dia. Kita beli roti ulang tahun dannnn surprise pun berhasil. Singkat cerita, tibalah hari dimana saya ulang tahun. Dihari kelahiran saya, wajar dong jika saya berharap jika diucapkan sama dia hehe. Tapi tapi hari berganti, tidak ada ucapan selamat darinya. Uuu sedihh kan ya? Waktu itu saya sedih, ya karena terlalu berharap hehe. Saya langsung berpikiran yang negatif tentang dia. “dasar manusia tidak tau balas budi, apa susahnya sih Cuma ngucapin aja. Padahal pas dia ulang tahun aku sampe relain uang jajan buat iuran beli roti untuk dia dan bla blaa” astaghfirullah, namanya orang sakit hati mah ndak bisa dikatain apa-apa lagi.
Rasa sedih saya sirna, karena masih punya teman, sahabat yang masih ingat dengan hari kelahiran saya. dan waktu itu saya langsung mikir, ngapain saya sedih cuma karena beberapa orang yang sama sekali tidak peduli dengan saya, lebih saya fokus sama orang yang sayang sama saya hihi.. Dan semenjak hari itu benar-benar mengubah cara pandang saya terhadap apapun dan siapapun. Saya semakin mengerti bahwa di dunia ini hanya sedikit yang peduli dengan hidup kita. Tapi sampai sekarang saya masih berteman baik dengan “mereka”. Sebenarnya saya ingin cerita banya;, tapi sebaiknya tidak karena menyangkut kehidupan seseorang hehe.
Sebenarnya ucapan selamat ulang tahun itu sangat sederhana, tapi bagi sebagian orang itu sangat berharga, khusunya bagi saya. Ya saya tahu. Diumur sekarang memang ucapan itu tidak penting dan saya sadar setelah beberapa bulan setelah kejadian itu.
Saat saya begitu sedih karena hal yang sepele, tapi justru membawa perubahan besar bagi hidup saya. Saya belajar bahwa ternyata tidak semua orang akan balik berbuat baik kepada kita, tidak semua orang mampu berbalas budi kepada apa yang telah kita lakukan. Dan tertunya tidak ada pengharapan yang berbalas selain berharap kepada sang maha pemberi segalanya. Semenjak itu saya sangat berhati-hati terhadap uluran tangan orang lain, karena begitu takut jika saya tidak mampu membalas semua yang telah ia berikan kepada saya. Takut jika saya akan berbuat sama kepadanya. Dan benar kata ibuk “jika semua masih bisa dilakukan sendiri, maka lakukan semua dengan sendiri. Kita diberi tangan dan kaki supaya kita tidak merepotkan orang lain. Jangan terlalu sering meminta bantuan orang, karena balas budi itu lebih sulit dari balas chat”. Namanya manusia adalah makhluk sosial yang selalu butuh orang lain, tapi perlu diingat kita juga harus berhati-hati dalam meminta pertolongaan terhadap orang lain.
Sampai kapanpun yang namanya berharap sama manusia akan selalu sakit hati dan kecewa. Semua orang pernah berharap dan ujungnya dia kecewa dan sakit hati karena tidak menyandaarkan harapan yang tinggi itu kepada Allah Swt. Ada yang kecewa karena terlalu percaya, ada yang sakit hati karena berekspektasi terlalu tinggi. Ya begitulah namanya hidup. Saat kita sudah mengetahui bahwa Allah lah tempat menaruh harapan, maka jangan sekali-kali berharap kepada manusia.
Sekian dan terimakasih.
Komentar
Posting Komentar