Aku Dari Sisi Yang Berbeda






Sejak kecil aku memang suka menulis. Kelas 4 SD aku punya buku diary, beberapa cerita masa kecilku aku tulis di buku itu. Hal itu terjadi ternyata turunan dari ibuku. Ya, ibuku juga punya buku diary sewaktu SMA. Aku juga suka ngomong. Karena aku suka ngomong atau bercerita, aku pernah mewakili sekolahku untuk lomba cerita rakyat dan waktu itu dapat juara 3 kalau tidak salah. Prestasi yang luar biasa untuk anak kelas 5 SD menurutku.
Aku adalah orang yang teratur meski aku tidak suka peraturan. Ya, karena aku dari kecil bersekolah yang mengharuskan memakai seragam yang rapi, sepatu hitam, memakai dasi, harus berangkat tepat waktu yang aturan lainnya. Dan itu sangat membentuk pribadiku sekarang. Sekarang aku adalah orang yang cukup disiplin, tidak suka ngaret kalau janjian, meskipun ada satu hal buruk yang ada diriku, yaitu menunda-nunda pekerjaan. Itu terjadi karena aku adalah orang yang tidak suka ditekan oleh siapapun, karena aku punya aturan untuk diriku sendiri.
Bagi sebagian orang yang belum kenal dekat, pasti akan mengira aku adalah orang yang pendiam. Haha, karena aku lumayan sulit untuk adaptasi dengan orang baru. Butuh beberapa waktu untuk bisa bicara kepada orang asing. Tapi buat yang sudah kenal, pasti akan bilang kalo aku adalah orang bar-bar, hehe. Memang benar, sebetulnya aku bisa menganggap diriku adalah gabungan introvet dan ekstrovet. Aku bisa jadi orang yang begitu diam d ilingkungan yang kurasa kurang cocok untuk diriku, dan disatu sisi bisa menjaadi orang yang liar ditempat yang kurasa nyaman.

Kata teman-teman aku adalah orang yang tidak bisa diam, mereka bilang aku petakilan, pecicilan, pokoknya yang jelek-jelek. Aku gak menyangkal hal itu karena memang benar adanya. Ada aja sesuatu yang aku lakukan diluar dugaan teman-teman dekatku.
Orang lain, mungkin akan mengira aku adalah pemalas, hobi rebahan dan main sosmed. Tak dipungkiri sih, karena emang itu yang mereka lihat. Kebanyakan orang akan menilai berdasarkan yang mereka lihat tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Aku sih tidak mau ambil pusing dengan penilaian mereka, terserah mereka mau nganggapnya gimana.
Sekarang, aku sudah besar, meski badan tetap mungil dan pemikiran yang kadang masih kayak bocah. Dulu sewaktu pendaftaran PTN, aku memilih jurusan sastra karena suka dengan dunia menulis dan bercerita. Tapi, malah ketrima di jurusan komunikasi yang akhirnya membawaku ke dunia yang aku cari selama ini. Awalnya aku ragu, karena aku masuk di kampus Islam, padahal dati SD sampai SMA aku tidak pernah bersekolah yang basicnya agama. Dan ini menjadi salah satu titik balik kehidupan manusia bar-bar.
Semester awal aku sudah stress dengan mata kuliah yang hampir semua tentang keislaman. Berbeda dengan ekpektasiku sebelumnya. Aku hanya tau dasarnya saja, dan ini benar-benar dipelajari sampai akar-akar-akarnya. Sungguh luar biasa menurutku.
Kehidupan kampusku sangat menyenangkan, banyak teman banyak pengalaman yang merubah cara pandangku melihat sesuatu, selalu menilai dari dua sisi yang berbeda. Pokoknya menjadikanku tidak mudah menjugde sesuatu.
Semester terus berlanjut, di kelas aku adalah orang yang jarang bertanya saat presentasi. Hal itu karena lingkungan sekitar yang membuatku tidak nyaman untuk berbicara. Aku lebih sering diskusi hanya dengan beberapa orang yang aku anggap mengerti apa yang aku maksud. Sampai sekarang menuju semester akhir, aku jarang sekali speak up didepan banyak orang.
Orang-orang akan kebingungan dengan diriku. Di satu tempat aku bisa ngomong panjang lebar secara ilmiah dan punya data-data detail, tapi ditempat lain aku bisa diam seribu bahasa. Ternyata selama ini aku menggunakan teori bungkam, salah satu materi yang aku pelajari di semester empat.  Teori ini menjelaskan tentang alasan mengapa banyak orang lebih sering diam daripada mengemukakan pendapatnya dan itu yang aku alami selama ini.
Aku menemukan banyak alasan kenapa orang lebih sering diam, dan salah satunya mereka khawatir pendapat dan gagasan mereka tidak diterima orang lain karena ia adalah kaum minoritas. Aku masih sama, menjadi pengikut garis keras teori bungkam. Aku menuangkan semua keresahan dalam tulisan dimana hanya aku sendiri yang baca. Menurutku tak masalah, karena itu membuatku lebih lega. Dan ternyata aku baru tau bahwa menulis adalah salah satu self-healing. Berarti aku adalah orang yang hebat menurutku.
Aku menemukan salah satu goals dalam diriku saat semester lima, dimana hampir semua mata kuliah berhubungan dengan dunia menulis, dan mengharuskan berpikir kritis. Hal yang aku carai selama ini. Ya, aku menemukan sesuatu yang luar biasa menurutku. Aku lebih ktitis, peka terhadap keadaan sekitar, sering membaca nilai kehidupan yang aku jalani.
Satu yang aku benci dari diriku, seperti yang aku tulis diatas aku sering menunda dalam mengerjakan sesuatu seperti tugas misalnya. Tipe orang yang santai, menganggap tugas enteng tapi akhirnya kelabakan. Aku lebih sering mengerjakan tugas h-1 dikumpulkan atau bahkan h-sejam. Hebat bukan. Eiittss, jangan salah, sebenarnya aku sudah mengerjakan semua tugas, tapi dalam bentuk ide. Belum aku transfer menjadi tugas sesungguhnya. Dan itu adalah rahasia terbesarku saat mengerjakan tugas. Teman-temanku heran, kok bisa aku mengerjakan tugas dalam waktu sesingkat itu. Ya karena aku sudah punya ide dan tau gambaran tentang bagaimana dalam menyelesaikannya. Tinggal eksekusinya yang sedikit malas. Semua itu aku lakukan karena ide lah yang paling sulit dan paling susah dicari. Jadi saat menemukan ide, aku selalu tulis di hp agar tidak mudah lupa. Masalah menuangkan ide tinggal tunggu tanggal mainnya.
Aku juga punya cara belajar yang sedikit berbeda dengan orang lain. Mereka mungkin lebih sering belajar dengan suasana hening. Aku justru kebalikannya. Aku lebih suka belajar dengan mendengarkan musik. Dan itu adalah cara ampuh yang membuatku suka membaca. Dalam mengerjakan tugaspun, aku tidak spaneng. Aku bawa santai sambil ngemil, makan mie dan minum teh atau kopi. Karena aku memang tidak suka ditekan oleh apapun dan siapapun.
Itu beberapa sisi beda yang tidak diketahui banyak orang tentang diriku. Disini aku mau mengajak semua pembaca supaya mengetahui sisi beda yang mereka miliki. Semua orang punya keunikan yang diberikan Tuhan, tapi masih banyak manusia belum sadar. Mulailah memahami apa yang kita suka, apa yang kita nyaman saat mengerjakannya, membuat kita bahagia saat melakukannya. Temukan sesuatu yang luar biasa dari diri kalian. Jangan bilang kalian tidak bisa apa-apa, tidak punya skil dan keahlian. Menurutku bukan tidak punya, tapi kalian tidak mau mencari dan mengasahnya menjadi nilai jual postif dari diri kalian. Kalian bisa ambil pelajaran dari kisah saya sampai menemukan goals dalam diri saya. Butuh lima semester untuk mengasah minat saya menulis, speak up tentang apapun melalui tulisan. Bukan perjalanan yang mudah, tapi aku bisa, kita semua bisa jika kita mau
Ada beberapa hal yang bisa membantu kita untuk menemukan keunikan diri:
Berpikir positif bahwa kita punya sesuatu yang luar biasa dalam diri kita dan temukan hal itu!!
Asah hobi postif kita. Jika kita punya hobi positif maka kita perlu mendalami dan mengasahnya, siapa tau itu adalah sesuatu yang bernilai jual tinggi
Perbanyak membaca apapun. Mulai dari novel, wattpad, qoura sosial media, bahkan sampai berita online. Membaca membuat kita mengetahui dunia luar, menjadikan kita tahu bahwa kita tidak sendiri, menambah wawasan dan kosa kata kita. Hal itu menjadikan kita tidak minder saat bertemu dengan banyak orang karena kita mempunyai pemgetahuan yang cukup
Jalin komunikasi dan relasi dengan siapa saja. Ini menjadi sangat penting mengingat persaingan dunia kerja yang sangat ketat. Kita bisa mulai dari mengikuti komunitas yang kita suka.  Saat itu kita bisa belajar sekaligus mendapat pengalaman lebih.
Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Hal ini adalah cara ampuh yang kalian bisa lakukan, kenapa ? semua yang kita punya adalah pemberian-Nya, semua dikendalian oleh-Nya. Jika kita dekat, maka tidak ada yang sulit bagi kita.

Itu adalah beberapa tips yang  bisa kalian lakukan. Ayooo!!! Mulai temukan sesuatu yang unik dalam diri kalian. jangan pernah putus asa dan selalu belajar hal baru. Setelah membaca ini, aku berharap kalian mulai bisa menemukan hal unik itu, dan bagi yang sudah menemukannya, jangan berhenti mengasahnya!!
Sekian dan terimakasih

Wahyu Leyana, Mei 2020

Komentar